Oleh Surya Handayana
Konsep jender merujuk kepada pembagian peranan dan tanggung jawab sosial antara laki-laki dan perempuan yang mempengaruhi pilihan, kebiasaan dan tingkah laku. Pembagian peranan sosial ini menempatkan laki-laki pada ruang lingkup pekerjaan di luar rumah dan perempuan di lingkup pekerjaan rumah tangga yaitu melahirkan dan membesarkan anak serta melayani keluarga. Jender merupakan variabel sosial ekonomi yang dipengaruhi oleh tingkat sosial, ras, agama, latar belakang ekonomi, dan usia. Oleh karena itu, perspektif jender berkaitan dengan remaja dan pekerjaan meningkatkan kemampuan kita untuk menjelaskan dan membuka bentuk-bentuk ketimpangan kesempatan dan pemenuhan kebutuhan antara remaja perempuan dan laki-laki.
Konsep jender merujuk kepada pembagian peranan dan tanggung jawab sosial antara laki-laki dan perempuan yang mempengaruhi pilihan, kebiasaan dan tingkah laku. Pembagian peranan sosial ini menempatkan laki-laki pada ruang lingkup pekerjaan di luar rumah dan perempuan di lingkup pekerjaan rumah tangga yaitu melahirkan dan membesarkan anak serta melayani keluarga. Jender merupakan variabel sosial ekonomi yang dipengaruhi oleh tingkat sosial, ras, agama, latar belakang ekonomi, dan usia. Oleh karena itu, perspektif jender berkaitan dengan remaja dan pekerjaan meningkatkan kemampuan kita untuk menjelaskan dan membuka bentuk-bentuk ketimpangan kesempatan dan pemenuhan kebutuhan antara remaja perempuan dan laki-laki.
Selama masa kanak-kanak dan remaja, identitas dibentuk melalui suatu proses dimana remaja dianggap menerima dan mengidentifikasi peranan melalui perilaku-perilaku yang dicontohkan. Peranan jender menjadi suatu kerangka yang terbentuk melalui identitas dan rancangan kehidupan yang dibangun. Laki-laki dipersiapkan untuk pekerjaan produktif dan perempuan sebagai ibu rumah tangga. Keadaan tersebut sejak dahulu tidak dapat dihindari dan menjadi sesuatu yang layak, yang membuat laki-laki menjadi mandiri secara ekonomi dan memiliki status kewarganegaraan penuh, sedangkan perempuan menjadi bergantung secara ekonomi dan memiliki status kewarganegaraan yang lemah. Oleh karena itu, ada perbedaan yang nyata antara remaja perempuan dan remaja laki-laki. Pada kenyataannya, kegiatan reproduksi, membesarkan anak, dan pekerjaan rumah tangga yang dianggap sebagai tanggung jawab perempuan, menjadi hambatan terbesar yang harus dihadapi perempuan untuk mencapai kesempatan yang setara. Dampak dari atribut peranan ini, menyebabkan ketidaksetaraan akses dan kontrol sumber daya, yang berpengaruh negatif terhadap penghargaan dan kepercayaan diri perempuan, yang pada akhirnya menyebabkan rendahnya status social dan pekerjaan mereka. Rantai sebab akibat ini membuat perempuan menjadi rentan akan kekerasasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga. Hal tersebut juga mempengaruhi ketimpangan pemenuhan kebutuhan rumah tangga.
Oleh karenanya perspektif jender sangat penting untuk pemahaman yang lebih baik berkaitan dengan remaja dan tenaga kerja. Peranan antara laki-laki dan perempuan yang telah terdefinisi sejak masa kanak-kanak, menjadi dinding pemisah bagi identitas laki-laki dan perempuan. Karena filosofi dasar ini sangat tertanam dalam keyakinan perempuan, yaitu bagaimana peranan yang harus dijalankan oleh laki-laki dan
perempuan, nilai-nilai kegiatan mereka, dan bagaimana hubungan mereka dengan orang tua dan suami, membuat hal tersebut diterapkan pula dalam lingkungan pekerjaan, yang menjadi dasar disusunnya pembagian jenis pekerjaan berdasarkan jenis kelamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar